Oktober 28, 2009

Sebuah Skenario

Terima kasih Anda telah membaca tulisan ini, dalam tulisan ini saya hanya akan melampirkan sebuah skenario yang saya kutip dari buku panduan BLOK 14.

Beginilah skenario itu:

KESEHATAN MASYARAKAT

DAN KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER

Seorang dokter yang ditempatkan di sebuah desa terpencil mengamati bahwa penduduk di sebuah desa tersebut sering terserang penyakit menular. Menurut pengamatannya lebih lanjut, ternyata desa tersebut memang kesehatan lingkungannya jelek. Tidak ada fasilitas kesehatan memadai dan kurang sumber daya manusia di bidang kesehatan. Anak-anak di sana tidak terbiasa untuk mencuci tangan sebelum makan, karena mereka tidak pernah mendapatkan pendidikan kesehatan, sehingga perilaku merekapun tidak menunjukkan perilaku kesehatan (perilaku hidup sehat). Kaum pria dewasa kebanyakan bekerja di pabrik atau di pertambangan kapur. Banyak diantara mereka menderita sakit pernafasan akibat kesehatan kerja yang buruk. Anak-anak balita banyak yang kurus, dan perutnya membesar. Dokter muda ini lalu berfikir, bahwa ini adalah masalah kesehatan masyarakat, dan dia mulai memikirkan langkah-langkah untuk meningkatkan kesehatan melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat. Dokter ini kemudian pergi ke kota dan di sana dia bertemu dengan pacarnya, seorang dokter hewan yang bekarja di dinas peternakan, dan mengurusi masalah kesehatan masyarakat veteriner. Mereka berbincang “seram” (serius tapi mesra) mengenai bidang pekerjaan masing-masing. Si dokter hewan menganjurkan pacarnya untuk melakukan manajemen kesehatan yang baik di desa tetpencil tersebut, termasuk peningkatan gizi masyarakat guna menolong kaum balita. Sambil mengangguk-angguk tanda setuju, si dokter kemudian bertanya tentang arti, aktivitas dan program kesehatan masyarakat veteriner kepada pacarnya tersebut. Dengan penuh samangat, si dokter hewan ini kemudian menjelaskan semuanya yang dia miliki. Si dokter ini juga telah mengamati bahwa anak-anak penduduk kota juga banyak yang kegemukan, karena pola makan yang lebih menyukai makanan cepat saji dan makanan impor. Si dokter menanggapi bahwa memang masalah kesehatan masyarakat dapat terjadi di mana-mana. Dia juga menanyakan tentang bagaimana seharusnya menyikapi keinginan pengusaha untuk impor bahan-bahan makanan dari luar negeri. Apakah bahan-bahan tersebut pasti dijamin aman? Dengan penuh percaya diri, si dokter hewan ini kemudian menjelaskan mengenai codex alimentarius dan analisis resiko. Dengan penuh kekaguman, si dokter ini mencium kening pacarnya, dan bertanya “koq kamu pinter banget sich?” dengan tersenyum si dokter hewan ini menjawab “Tentu saja dong” (dan sambil berkata dalam hati: “Aku dulu kan sudah pernah ikut Blok 14 Higiene Veteriner.”)


Tidak ada komentar: