Oktober 16, 2009

Sebuah Misi di TSTJ

Sore hari di awal bulan Oktober 2009 sekelompok anak muda berkumpul di suatu tempat yaitu DPR. Anak muda itu akan berangkat ke Solo, tepatnya TSTJ (Taman Satwa Taru Jurug) . Anak muda itu terdiri dari Didim, Pupung, saya, Dega, Adi, Niesa, Reza, dan Faundra. Kami pergi ke Solo untuk mengemban sebuah misi, misi mulia yang insyaAllah bermanfaat di dunia dan juga akhirat, Amien ya Allah! Kami akan melakukan observasi suatu spesies langka asli Indonesia yaitu Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae). Hari semakin sore, setelah melakukan persiapan kami pun memanjatkan do’a kepada Tuhan semoga misi kami lancar dan diberkahi. Semangat membara dalam diri kami, dan kami pun berangkat ke Solo.

Para pengamat tiba di Solo setelah Isya sekitar jam setengah delapan. Ternyata disana banyak satwanya (namanya jug ataman satwa…) mulai dari semut sampai gadjah ada di sana. Setelah BBB (Basa Basi Bullshit) dengan para penjaga di TSTJ (Taman Satwa Taru Jurug) kami pun melakukan persiapan pengamatan (persiapan alat dan juga ibadah shalat bagi yang Muslim). Tepat jam delapan malam pengamatan malam pertamapun dimulai. Berbekal SB, jaket, recording book, alat tulis, dan senter saya pun mulai melakukan pengamatan. Saya mendapat bagian mengamati seekor Harimau Sumatra betina, sebut saja Bunga (4 tahun). Harimau yang saya amati merupakan harimau yang lahir, tumbuh, dan berkembang di dalam kandang. Tidak aneh bila tingkah laku harimau yang saya amatipun sudah agak berbeda, harimau tampak santai jika kandangnya didekati manusia dan juga terlalu banyak tidur. Posisi tidurnya pun aneh-aneh dan tidak akan Anda temui di rumah Anda (hehehe). Terkadang saya juga ikut tertidur, mungkin terhipnotis oleh malam yang larut. Ketika terbangun saya melihat harimau itu mengamati saya dan mencatat tingkah laku saya dalam recording book (gantian ceritanya hahaha).

Matahari telah terbit ini berarti ini adalah hari kedua di TSTJ, pada siang hari ternyata banyak pengunjung. Pagi ini saya lalui dengan tidak mandi, jangankan mandi wudlupun airnya jarang. Lagipula sebagian besar satwa yang merupakan penduduk asli di TSTJ sepertinya tidak mandi, apalagi saya yang hanya penduduk sementara. Harimau Sumatra yang saya amati juga tidak mandi. Beruang Madu sebelah juga tidak mandi. Orangutan, onta, rusa, banteng, kuda juga tidak mandi. Tapi teman pengamat lain sepertinya ada yang mandi.
Malam telah tiba, ini merupakan malam kedua bagi saya dan pengamat yang lain. Dengan recording book di tangan saya pun mengamati tingkah polah harimau yang ada di dalam kandang dari jalan gelap di depan kandang. Sambil mengamati saya mengirim pesan singkat kepada teman saya anak UNS. Dalam pesan singkat itu saya berkata “Andai saja Tuhan mengirim bidadari untuk menemaniku malam ini.” Teman saya pun membalas dengan pesan singkat itu, dia berkata “sesungguhnya Tuhan telah mengirim kepadamu bidadari, hanya saja bidadari itu dikirim kepadamu dalam bentuk harimau.” Kampret tu orang!!!!!

Hari sabtu pagi telah datang, seperti biasa aku harus menahan hasrat untuk mandi. Kambing tidak mandi saja laku kok… (hahaha), apalagi yang punya kambing (hehehe). Pengunjung TSTJ ramai juga hari ini. Harimau yang saya amati hari ini dipuasakan a.k.a tidak diberi makan, entah apa alasan para pengurusnya. Ketika siang hari saya bersyukur, akhirnya saya mandi juga. Alhamdulillah ya Allah…
Malam harinya saya masih pengamatan, ini adalah malam minggu pertama dalam sejarah yang saya lewati dengan harimau betina. Untunglah ada teman lain yang diajak ngobrol ngalor ngidul sampai mengantuk dan akhirnya tertidur.

Hari minggu pagi adalah hari keempat di Solo, pengunjung TSTJ (Taman Satwa Taru Jurug) sangat ramai karena hari ini hari libur. Hari minggu pagi ini harus nimbang feses harimau, baunya….!!! Sepertinya di pagi hari di hari minggu ini aku juga harus menahan diri untuk mandi. Harus menunggu siang untuk bisa mandi, masalah klise seperti hari-hari sebelumnya.
Setelah sore menjelang diadakanlah rapat istimewa, diutarakan dan didengarlah aspirasi-aspirasi anak muda. Mereka bermusyawarah untuk mufakat, semata-mata untuk kemaslahatan umat tanpa mementingkan kepentingan kelompok dan juga golongan tertentu. Setelah rapat istimewa selesai, disepakati untuk kembali ke Yogya secepatnya karena ada hal-hal tidak bisa disebutkan. Setelah berkemas dan bersiap, kami pun berpamitan kepada pengurus TSTJ (Taman Satwa Taru Jurug) dan kembali ke Yogya. Terima kasih TSTJ, terima kasih pak satpam, terima kasih pak pawang, terima kasih semuanya.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

yg jaga TSTJ mandi ga bid?

Anonim mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.