Oktober 31, 2009

SBC 2009


Masih dalam rangkaian jalan-jalan di bulan Oktober, kali ini tujuan perjalanan adalah kota Semarang dan sekitarnya. Sebenarnya acara ini tidak murni jalan-jalan semata, tetapi jalan-jalan ini adalah merupakan rangkaian dari Semarang Birdwatching Competition 2009, lomba pengamatan burung sepulau Jawa yang diselenggarakan oleh Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang (UNNES). Jalan-jalan pada hari Ahad 25 Oktober ini merupakan rangkaian dari acara-acara yang dimulai hari jum’at dua hari sebelumnya di Kampus UNNES. Acara hari ahad pagi itu diawali dengan kampanye pelestarian alam yang dipusatkan di Simpanglima Semarang. Setelah melakukan kampanye kemudian perjalanan dilanjutkan ke Lawang Sewu (tetapi tidak bisa masuk karena masih dalam renovasi), akhirnya dialihkan ke Tugu Muda yang berada di depan Lawang Sewu. Setelah keliling-keliling Tugu Muda perjalanan dilanjutkan ke Taman Srigunting di dekat Gereja Blendug di wilayah kota tua Semarang, disanalah acara pengumuman pemenang lomba dan penutupan Semarang Birdwatching Competition 2009 dilaksanakan.

Oktober 28, 2009

Sebuah Skenario

Terima kasih Anda telah membaca tulisan ini, dalam tulisan ini saya hanya akan melampirkan sebuah skenario yang saya kutip dari buku panduan BLOK 14.

Beginilah skenario itu:

KESEHATAN MASYARAKAT

DAN KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER

Seorang dokter yang ditempatkan di sebuah desa terpencil mengamati bahwa penduduk di sebuah desa tersebut sering terserang penyakit menular. Menurut pengamatannya lebih lanjut, ternyata desa tersebut memang kesehatan lingkungannya jelek. Tidak ada fasilitas kesehatan memadai dan kurang sumber daya manusia di bidang kesehatan. Anak-anak di sana tidak terbiasa untuk mencuci tangan sebelum makan, karena mereka tidak pernah mendapatkan pendidikan kesehatan, sehingga perilaku merekapun tidak menunjukkan perilaku kesehatan (perilaku hidup sehat). Kaum pria dewasa kebanyakan bekerja di pabrik atau di pertambangan kapur. Banyak diantara mereka menderita sakit pernafasan akibat kesehatan kerja yang buruk. Anak-anak balita banyak yang kurus, dan perutnya membesar. Dokter muda ini lalu berfikir, bahwa ini adalah masalah kesehatan masyarakat, dan dia mulai memikirkan langkah-langkah untuk meningkatkan kesehatan melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat. Dokter ini kemudian pergi ke kota dan di sana dia bertemu dengan pacarnya, seorang dokter hewan yang bekarja di dinas peternakan, dan mengurusi masalah kesehatan masyarakat veteriner. Mereka berbincang “seram” (serius tapi mesra) mengenai bidang pekerjaan masing-masing. Si dokter hewan menganjurkan pacarnya untuk melakukan manajemen kesehatan yang baik di desa tetpencil tersebut, termasuk peningkatan gizi masyarakat guna menolong kaum balita. Sambil mengangguk-angguk tanda setuju, si dokter kemudian bertanya tentang arti, aktivitas dan program kesehatan masyarakat veteriner kepada pacarnya tersebut. Dengan penuh samangat, si dokter hewan ini kemudian menjelaskan semuanya yang dia miliki. Si dokter ini juga telah mengamati bahwa anak-anak penduduk kota juga banyak yang kegemukan, karena pola makan yang lebih menyukai makanan cepat saji dan makanan impor. Si dokter menanggapi bahwa memang masalah kesehatan masyarakat dapat terjadi di mana-mana. Dia juga menanyakan tentang bagaimana seharusnya menyikapi keinginan pengusaha untuk impor bahan-bahan makanan dari luar negeri. Apakah bahan-bahan tersebut pasti dijamin aman? Dengan penuh percaya diri, si dokter hewan ini kemudian menjelaskan mengenai codex alimentarius dan analisis resiko. Dengan penuh kekaguman, si dokter ini mencium kening pacarnya, dan bertanya “koq kamu pinter banget sich?” dengan tersenyum si dokter hewan ini menjawab “Tentu saja dong” (dan sambil berkata dalam hati: “Aku dulu kan sudah pernah ikut Blok 14 Higiene Veteriner.”)


Oktober 27, 2009

Pantai

Agenda jalan-jalan di bulan Oktober sangat padat merayap, bahkan menimbulkan kemacetan sejauh 2000 KM. Hari Sabtu minggu ketiga bulan Oktober agendanya adalah pengamatan ikan hias di Pantai Krakal dan Pantai Kukup yang berkedok jalan-jalan.

Perjalanan dari Sleman ke Pantai di daerah Gunung Kidul ini ditempuh dalam waktu sekitar dua jam dengan sepeda motor (mungkin bisa lebih lama sampai satu minggu jika ditempuh dengan sepeda ontel). Perjalanan dimulai dari Sleman dan berakhir di pantai (namanya juga ke pantai). Perjalanan dimulai dengan melewati jalanan kota Jogja yang lurus, lebar dan padat sampai jalanan Kabupaten Gunung Kidul yang berliku-liku sempit dan sepi.

Sampailah dipantai Kukup, banyak pasir disini (namanya juga pantai), ikan-ikan di sini pun rajin mandi.

Oktober 16, 2009

Sebuah Misi di TSTJ

Sore hari di awal bulan Oktober 2009 sekelompok anak muda berkumpul di suatu tempat yaitu DPR. Anak muda itu akan berangkat ke Solo, tepatnya TSTJ (Taman Satwa Taru Jurug) . Anak muda itu terdiri dari Didim, Pupung, saya, Dega, Adi, Niesa, Reza, dan Faundra. Kami pergi ke Solo untuk mengemban sebuah misi, misi mulia yang insyaAllah bermanfaat di dunia dan juga akhirat, Amien ya Allah! Kami akan melakukan observasi suatu spesies langka asli Indonesia yaitu Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae). Hari semakin sore, setelah melakukan persiapan kami pun memanjatkan do’a kepada Tuhan semoga misi kami lancar dan diberkahi. Semangat membara dalam diri kami, dan kami pun berangkat ke Solo.

Para pengamat tiba di Solo setelah Isya sekitar jam setengah delapan. Ternyata disana banyak satwanya (namanya jug ataman satwa…) mulai dari semut sampai gadjah ada di sana. Setelah BBB (Basa Basi Bullshit) dengan para penjaga di TSTJ (Taman Satwa Taru Jurug) kami pun melakukan persiapan pengamatan (persiapan alat dan juga ibadah shalat bagi yang Muslim). Tepat jam delapan malam pengamatan malam pertamapun dimulai. Berbekal SB, jaket, recording book, alat tulis, dan senter saya pun mulai melakukan pengamatan. Saya mendapat bagian mengamati seekor Harimau Sumatra betina, sebut saja Bunga (4 tahun). Harimau yang saya amati merupakan harimau yang lahir, tumbuh, dan berkembang di dalam kandang. Tidak aneh bila tingkah laku harimau yang saya amatipun sudah agak berbeda, harimau tampak santai jika kandangnya didekati manusia dan juga terlalu banyak tidur. Posisi tidurnya pun aneh-aneh dan tidak akan Anda temui di rumah Anda (hehehe). Terkadang saya juga ikut tertidur, mungkin terhipnotis oleh malam yang larut. Ketika terbangun saya melihat harimau itu mengamati saya dan mencatat tingkah laku saya dalam recording book (gantian ceritanya hahaha).

Matahari telah terbit ini berarti ini adalah hari kedua di TSTJ, pada siang hari ternyata banyak pengunjung. Pagi ini saya lalui dengan tidak mandi, jangankan mandi wudlupun airnya jarang. Lagipula sebagian besar satwa yang merupakan penduduk asli di TSTJ sepertinya tidak mandi, apalagi saya yang hanya penduduk sementara. Harimau Sumatra yang saya amati juga tidak mandi. Beruang Madu sebelah juga tidak mandi. Orangutan, onta, rusa, banteng, kuda juga tidak mandi. Tapi teman pengamat lain sepertinya ada yang mandi.
Malam telah tiba, ini merupakan malam kedua bagi saya dan pengamat yang lain. Dengan recording book di tangan saya pun mengamati tingkah polah harimau yang ada di dalam kandang dari jalan gelap di depan kandang. Sambil mengamati saya mengirim pesan singkat kepada teman saya anak UNS. Dalam pesan singkat itu saya berkata “Andai saja Tuhan mengirim bidadari untuk menemaniku malam ini.” Teman saya pun membalas dengan pesan singkat itu, dia berkata “sesungguhnya Tuhan telah mengirim kepadamu bidadari, hanya saja bidadari itu dikirim kepadamu dalam bentuk harimau.” Kampret tu orang!!!!!

Hari sabtu pagi telah datang, seperti biasa aku harus menahan hasrat untuk mandi. Kambing tidak mandi saja laku kok… (hahaha), apalagi yang punya kambing (hehehe). Pengunjung TSTJ ramai juga hari ini. Harimau yang saya amati hari ini dipuasakan a.k.a tidak diberi makan, entah apa alasan para pengurusnya. Ketika siang hari saya bersyukur, akhirnya saya mandi juga. Alhamdulillah ya Allah…
Malam harinya saya masih pengamatan, ini adalah malam minggu pertama dalam sejarah yang saya lewati dengan harimau betina. Untunglah ada teman lain yang diajak ngobrol ngalor ngidul sampai mengantuk dan akhirnya tertidur.

Hari minggu pagi adalah hari keempat di Solo, pengunjung TSTJ (Taman Satwa Taru Jurug) sangat ramai karena hari ini hari libur. Hari minggu pagi ini harus nimbang feses harimau, baunya….!!! Sepertinya di pagi hari di hari minggu ini aku juga harus menahan diri untuk mandi. Harus menunggu siang untuk bisa mandi, masalah klise seperti hari-hari sebelumnya.
Setelah sore menjelang diadakanlah rapat istimewa, diutarakan dan didengarlah aspirasi-aspirasi anak muda. Mereka bermusyawarah untuk mufakat, semata-mata untuk kemaslahatan umat tanpa mementingkan kepentingan kelompok dan juga golongan tertentu. Setelah rapat istimewa selesai, disepakati untuk kembali ke Yogya secepatnya karena ada hal-hal tidak bisa disebutkan. Setelah berkemas dan bersiap, kami pun berpamitan kepada pengurus TSTJ (Taman Satwa Taru Jurug) dan kembali ke Yogya. Terima kasih TSTJ, terima kasih pak satpam, terima kasih pak pawang, terima kasih semuanya.